Apa
yang terjadi ketika langit tiba-tiba gelap? Matahari seolah lenyap dari
tempatnya. Dahulu kala, ketika pengetahuan manusia belum berhasil
menyibak misteri dibalik fenomena ini, berbagai mitos berkembang dan
begitu dipercaya oleh mereka yang berada di jamannya.
Semisal
Bangsa Viking yang meyakini mitos bahwa Dewa Matahari telah dimakan
oleh Serigala Skoll. Atau di Indonesia mitos yang menjelaskan bahwa Sang
Surya telah dimakan oleh Batara Kala. Terdengar agak aneh untuk
diterima oleh orang pada jaman modern, tapi itulah beberapa mitos untuk
menjelaskan fenomena alamiah bernama Gerhana Matahari Total (GMT).
Adapun
tahun 2016 Gerhana Matahari Total (GMT) akan kembali terjadi tepatnya
pada 9 Maret mendatang. Ini akan menjadi kesempatan istimewa bagi para
astronomer, pengamat fenomena alam lainnya, maupun bagi warga
masyarakat.
Fenomena
alam yang menarik ini bisa disaksikan di sejumlah provinsi di
Indonesia. Saking menariknya fenomena ini, banyak wisatawan asing datang
ke Indonesia. Begitu pula dengan sejumlah astronomer dari luar negeri
sudah mempersiapkan mengambil data penelitian di Indonesia.
Wajar
saja, peristiwa alam yang baru akan disaksikan lagi pada 40 tahun
mendatang ini bahkan disebut sebagai fenomena alam di Indonesia yang
menggemparkan dunia. Alasannya, sebagaimana dilansir KOMPAS, fenomena
ini disebutkan di artikel "World events that'll shake up your 2016
vacation" yang diterbitkan oleh CNN Travel.
( Gerhana Matahari Total
foto stardate.com )
Penulis
menyebutkan bahwa gerhana matahari terbaik dapat dilihat di Pulau
Sulawesi. Ia menyebutkan selain memiliki keanekaragaman hayati dan
pantai-pantai yang indah, Sulawesi adalah tempat yang cocok untuk
melihat fenomena-fenomena di langit secara amatir.
Nah,
apa saja hal menarik tentang GMT tahun 2016 ini? Simak uraiannya dari
Yudhiakto Pramudya, di Pusat Studi Astronomi Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta.
1. Matahari terlihat sama besar dengan bulan
Gerhana
Matahari ini adalah peristiwa tertutupnya piringan Matahari oleh
piringan Bulan. Hal yang menarik adalah meskipun ukuran diameter
Matahari sekitar 400 kali lebih besar daripada diameter Bulan namun,
piringan Matahari dan Bulan yang nampak oleh mata kita besarnya hampir
sama, yaitu setengah derajat. Hal ini karena, Matahari terletak sekitar
400 kali lebih jauh daripada Bulan.
Gerhana
Matahari memang terjadi pada saat posisi Bulan berada diantara Matahari
dan Bumi. Dan posisi seperti ini terjadi setiap sebulan sekali dalam
satu siklus Bulan mengelilingi Bumi atau dalam kalender Hijriah. Namun,
tidak setiap bulan, Gerhana Matahari ini terjadi. Hal ini dikarenakan
bidang edar Bumi mengelilingi Matahari dan bidang edar Bulan
mengelilingi Bumi membentuk sudut sekitar 5 derajat. Sehingga, banyak
kemungkinan, sinar Matahari tidak terhalangi oleh Bulan untuk sampai ke
Bumi meski Bulan berada diantara Matahari dan Bulan.
2. GMT lintasi 12 Provinsi di Indonesia
Sebagaimana
dilansir KOMPAS, Jalur totalitas gerhana membentang dari Samudra India
hingga utara Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Jalur gerhana itu
selebar 155-160 kilometer dan terentang sejauh 1.200-1.300 kilometer,
yang kali ini melintasi 12 provinsi di Indonesia.
( Caption )
Provinsi-provinsi
itu adalah Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan
Bangka Belitung. Selain itu, semua provinsi di Kalimantan (kecuali
Kalimantan Utara), Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara
juga dilintasi. Namun, tidak semua daerah di provinsi itu dilintasi
jalur totalitas gerhana.
3. Pemerintah bentuk panitia nasional
Pemerintah
khususnya LAPAN telah membentuk panitia nasional GMT 2016. Panitia
Nasional ini mempersiapkan sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat,
promosi wisata GMT, dokumentasi dan penyiaran secara langsung GMT,
bahkan membantu lancarnya kegiatan penelitian baik bagi peneliti dalam
negeri maupun luar negeri. Panitia Nasional yang terdiri atas sejumlah
institusi baik negeri maupun swasta telah melaksanakan launching hitung
mundur GMT 2016 di Jakarta pada tanggal 14 Januari 2016 lalu.
( Caption )
Peristiwa
Gerhana Matahari ini merupakan kesempatan bagi masyarakat Indonesia
memperoleh pengalaman ilmiah yang langka terjadi di suatu tempat. Bukan
lagi masanya, masyarakat takut mengamati, menikmati, bahkan mempelajari
fenomena astronomi ini. Bukan saatnya lagi masyarakat ditakuti dengan
mitos raksasa yang memakan Matahari seperti yang terjadi di Sukoharjo
pada tahun 1983 lalu. Pencerahan bagi masyarakat tentang gerakan benda
langit di tata surya bisa dilakukan.
4. Maluku Utara rasakan GMT paling lamaBerdasarkan
data yang dirilis NASA, wilayah Maluku Utara tercatat sebagai wilayah
yang paling lama merasakan GMT. Wilayah ini akan mengalami GMT selama 3
menit 20 detik, lebih lama satu menit dibandingkan kota lainnya di
Indonesia.
5. Daerah lintasan GMT di dunia
Ini
merupakan pemetaan wilayah yang akan dilintasi GMT sebagaimana yang
dirilis oleh NASA. Wilayah yang berada di antara dua garis berwarna biru
merupakan cakupan wilayah yang akan mengalami GMT. Sementara garis
berwarna merah yang berada di tengah merupakan tanda bagi wilayah yang
mengalami GMT paling lama. Ini merupakan wilayah terbaik untuk
menyaksikan GMT. Adapun garis berwarna kuning mengindikasikan waktu dan
posisi GMT maksimum dalam rentang interval waktu 10 menit.
6. Tahun 1983 GMT terlihat jelas di Pulau Jawa
Tanggal
11 Juni 1983, siang hari berubah menjadi gelap, seolah malam hari
datang lebih awal. Pada saat itu, Gerhana Matahari Total (GMT) terjadi
di Indonesia. Masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa, saat itu dapat
melihat fenomena tersebut. Bahkan, stasiun televisi menyiarkan secara
langsung detik-detik terjadinya GMT, salah satunya dari Candi Borobudur,
Magelang. Bahkan terdapat tayangan tentang perilaku kera yang
kebingungan saat langit tiba-tiba menjadi gelap.
7. Paket wisata GMT bermunculanKapal
pesiar asal Perancis, Ponant yang bernama Le Soleal menawarkan paket
wisata GMT pada 9 Maret mendatang. Dikutip dari KOMPAS, kapal ini akan
berlayar melintas sejumlah pulau di tanah aiar terutama ke Ternate dan
Tidore dan Taman Laut Bunaken. Kapal pesiar hanya membawa sebanyak 264
penumpang dan merekalah yang akan menjadi saksi GMT di kapal pesiar.
8. Tabel waktu GMT di dunia dan Indonesia
9. Mitos soal Gerhana Matahari TotalMasyarakat Yunani Kuno percaya bahwa gerhana matahari total merupakan pertanda bahwa dewa tengah marah. Tak hanya itu mereka juga percaya bahwa GMT merupakan tanda akan datangnya bencana besar yang menghantam daerah tersebut.
Selain Yunani Kuno, Bangsa Viking juga memiliki mitos bahwa GMT terjadi
akibat tertangkapnya Dewa Matahari oleh Serigala Skoll. Oleh karena
itu, mereka biasanya akan membuat bunyi-bunyian yang gaduh dengan maksud
mengusir serigala tersebut kemudian mengembalikan lagi matahari ke
posisi semula.
Sementara di Indonesia, gerhana matahari total
kerap kali diartikan sebagai pembalasan dendam Batara Kala terhadap
Sang Surya. Raksasa ini, diceritakan berhasil menangkap sang surya
sehingga terjadilah GMT.
Sumber : http://goodnewsfromindonesia.org
Thanks for reading & sharing Blog Desa Bulungan Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara
0 komentar:
Posting Komentar